Ciri Khusus Tumbuhan Cemara
.Sri Winiarti2012-05-01Full Text Available Dalam konsep pelacakan dalam mencari solusi dengan pendekatan artificial inteligent, ada berbagai metode yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah ketidakpastian saat proses pelacakan terjadi. Salah satunya adalah teorema bayes. Adanya ketidakpastian pada proses pelacakan dapat terjadi karena adanya perubahan pengetahuan yang ada di dalam sistem. Untuk itu diperlukan adanya suatu metode untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam penelitian ini telah diterapkan suatu metode untuk mengatasi ketidakpastian dengan teorema Bayes pada kasus pelacakan untuk mendiagnosa penyakit pada THT (Telinga,Hidung dan Tenggorokan.
Subjek pada penelitian ini adalah proses pelacakan untuk menentukan penyakit THT dengan model penalaran forward chaining dan metode kepastiannya menggunakan teorema bayes dengan cara menghitung nilai probabilitas suatu penyakit dan membandingkan probabilitas setiap gejalanya. Model pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah Waterfall. Metode Waterfall diawali dengan analisis data, perancangan sistem, pengkodean menggunakan Visual Basic 6.0, pengujian sistem dengan black box test dan alfa test. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan sebuah perangkat lunak yaitu yang mampu menentukan penyakit pada THT dengan menerapkan metode bayes untuk mengatasi ketidakpastian. Hasil uji coba sistem menujukkan bahwa aplikasi ini layak dan dapat digunakan.Sasono Wibowo2015-07-01Full Text Available Proses pembelajaran khususnya didalam mata pelajaran biologi bagi sebagian siswa dianggap kurang menarik, terutama yang menyangkut tentang siklus kehidupan. Para siswa kurang bisa menangkap apa yang disampaikan oleh guru, karena ilustrasi penyampaian materi kurang bisa memberikan gambaran yang jelas. Untuk itu harus ada media pembelajaran yang bisa membuat siswa tertarik dan dapat memahami dengan mudah.
Pembuatan media pembelajaran animasi penyerbukan pada tumbuhan dengan menggunakan Macromedia Flash 8 adalah salah satu cara yang bisa dilakukan. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memungkinkan siswa mudah dan tertarik untuk belajar dan memahami mata pelajaran biologi khususnya tentang siklus penyerbukan pada tanaman. Program bantu belajar ini dibuat menggunakan model Waterfall metode desain dan system analisis rekayasa perangkat lunak analisis persyaratan, desain, program, pengujian dan pemeliharaan program untuk menambah pengetahuan tentang gambaran bagaimana penyerbukan pada tanaman dilakukan dalam bentuk animasi dan soal latihan. Kata kunci: belajar, penyerbukan, animasi, multimedia.Anisa Zairina2015-04-01Full Text Available Abstrak Primata merupakan salah satu fauna arboreal di hutan yang memiliki arti penting dalam kehidupan alam.
Keberadan primata sangat penting artinya dalam regenerasi hutan tropik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penyebaran harian, populasi, serta identifikasi jenis tumbuhan pendukung terutama sebagai pakan M.
Pengamatan penyebaran dan populasi monyet dilakukan di kawasan hutan rakyat yang terletak di desa Ambender Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan. Pemetaan penyebaran harian dan daerah edar dilakukan dengan menggunakan peta dengan plotting area aktivitas harian M.
Estimasi populasi monyet dilakukan dengan metode terkonsentrasi di lima titik pengamatan. Parameter yang diamati dalam estimasi populasi adalah jumlah, struktur umur, jenis kelamin, dan arah pergerakannya. Penentuan jenis makanan monyet dilakukan dengan metode focal animal sampling yaitu mengamati satu individu dalam jangka waktu tertentu. Proporsi tumbuhan pendukung dilakukan dengan metode kuadrat dan dihitung proporsinya terhadap seluruh tumbuhan yang ada.
Identifikasi jenis tumbuhan dilakukan secara langsung di lapangan dan jika tidak memungkinkan dibuat herbarium dan diidentifikasi di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan monyet melakukan penyebaran harian dengan pola tertentu. Terdapat beberapa jenis tumbuhan yang menjadi pilihan M. Fascicularis sebagai pakannya. Diantaranya terdapat sekitar 22 tumbuhan hutan yang teridentifikasi dan diketahui dipilih oleh M.
Fascicularis sebagai pakannya, jenis tumbuhan tersebut antara lain duwek (Syzygium cumini, nyato (Palaquium eriocalyx, kalak (Uvaria purpurea, polai (Alstonia scholaris, kendal (Cordia gantamensis, dan sanek (Capparis acuminata. Kata Kunci: M. Fascicularis, Pola penyebaran, Karakteristik tumbuhan pakan.Dewi saputri2008-01-01Hipoplasia enamel merupakan gangguan pada masa pemhentukan matriks organik yang menyebabkan gangguan struktur pada enamel sehingga secara klinis terlihat pada suatu bagian dari gigi tidak terbentuk enamel dan kadang-kadang sama sekali tidak terbentuk enamel, serta diikuti dengan perubahan warna pada gigi. Dikenal berbagai faktor penyebab hipoplasia enamel, salah satunya adalah penyakit eksantema yaitu menyebabkan infeksi pada bayi dan anak-anak.
Gambaran histopatologis hipoplasia enamel adala.I Made Kardena2016-03-01Full Text Available Dokter hewan praktisi seringkali mengabaikan dampak psikologi hewan terhadap kondisi kesehatan hewan. Penatalaksanaan penyakit hewan selalu dikaitkan dengan tindakan medis veteriner. Namun kenyataannya timbulnya gejala klinis penyakit seperti anoreksia, diare, dan demam tidak selalu disertai dengan penyebab yang jelas. Hal ini kemungkinan besar terkait dengan kondisi psikologi hewan. Psikoneuroimunologi (PNI merupakan cabang ilmu kedokteran yang merupakan gabungan dari ilmu psikologi, neurologi, endokrinologi serta imunologi yang memiliki paradigm sendiri.
PNI mengkaji bagaimana sistem imun tubuh merespon keadaan homeostasis dan patologis dipengaruhi oleh keadaan psikologis. Hubungan otak dengan sistem imun terjadi melalui sel di HPA axis (hipotalamo-pituitary-adrenal axis, yang melibatkan hormon sitokin, dan melalui sel di jalur ANS (autonomic nervous system. Berbagai macam stresor ini akan mengaktifkan hipotalamus mensekresikan CRH, yang kemudian merangsang pituitary menghasilkan ACTH. ACTH kemudian berikatan dengan reseptornya di kelenjar adrenal untuk menginduksi sekresi Epinefrin (EPI dan Norepinefrin (NE. Sudah dipahami bahwa limfosit memiliki reseptor untuk EPI dan NE sehingga stres ini akan mengakibatkan modulasi imunitas.
Psikologi menjadi kajian yang sangat penting dalam dunia kedokteran hewan terkait dengan modulasi imun akibat psikologi. Oleh karena itu pengembangan Psikoneuroimunologi dalam tatalaksana penyakit pada hewan menjadi sangat penting, disamping penanganan medis.Irpan Fahrurozi2016-03-01Full Text Available Abstrak Hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP merupakan kawasan yang kaya akan keanekaragaman jenis tumbuhan obat. Hal tersebut disebabkan tanah yang subur dan iklim mikro hutan tropis yang lembab di kawasan ini. Jenis-jenis tumbuhan obat yang beragam ini perlu dikaji potensi dan penyebarannya untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutannya. Pengambilan sampel tumbuhan menggunakan metode kuadrat berukuran 2x2 m2, 5x5 m2, 10x10 m2, dan 20x20 m2 pada ketinggian 1400, 1500, dan 1600 meter di atas permukaan laut (m dpl.
Tumbuhan diidentifikasi secara langsung menggunakan buku identifikasi tumbuhan obat dan jasa parataksonom. Metode wawancara dilakukan terhadap masyarakat lokal di sekitar hutan TNGGP yang memiliki pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan obat. Data dianalisis secara kuantitatif dengan Excel 2007 dan dideskripsikan bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Tumbuhan obat yang berhasil diidentifikasi sejumlah 45 jenis yang termasuk ke dalam 40 marga dan 29 suku. Suku dengan anggota terbanyak yaitu 4 jenis ditemukan pada Urticaceae, sedangkan suku lainnya beranggotakan satu hingga tiga jenis. Anggota suku Urticaceae diyakini dapat digunakan dalam pengobatan demam, batuk, mata, organ vital wanita, dan anti kanker.
Bagian tumbuhan yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat adalah daun (42% dibandingkan akar, batang, bunga, dan buah. Tingkat keanekaragaman tumbuhan obat tergolong sedang (1≤H’≤3.
Kekayaan jenis tumbuhan berperawakan herba tergolong tinggi (R’5, pancang dan pohon tergolong sedang (R’=3,5─5, dan tiang berkategori rendah (R’ ttabel. Peningkatan literasi sains mahasiswa pada kelas eksperimen termasuk kategori sedang (N-gain 0,4 dan rendah (N-gain 0,1 pada kelas kontrol.
Semua mahasiswa merespon positif terhadap startegi PAL yang dilakukan.Rendy Sumali2010-06-01Full Text Available Badan kesehatan dunia (WHO pada tahun 2002 melaporkan bahwa lebih dari 7 juta orang meninggal dunia akibat penyakit kardiovaskular. Prevalensi penyakit periodontal pun dapat mencapai sekitar 70% pada usia produktif. Mengingat besarnya prevalensi keduanya, ada baiknya kita mentelaah lebih dalam hubungan diantara keduanya.
Penyakit periodontal merupakan penyakit peradangan yang berhubungan dengan sejumlah kecil bakteri anaeob negatif Gram yang terdapat pada plak supragingiva. Bakteri negatif Gram anaerob tersebut juga mempunyai peluang menjadi penyebab tiga penyakit sistemik, seperti diabetes melitus, penyakit kardiovaskular, dan masalah penggumpalan darah.
Ciri Khusus Yang Dimiliki Tumbuhan Cemara Dan Fungsinya
Penyakit kardiovaskular yang paling banyak dijumpai adalah penyakit jantung koroner dan hipertensi. Penyebab utama penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis koroner, jika ditelaah lebih dalam, periodontitis dan aterosklerosis keduanya mempunyai faktor risiko yang sama, seperti: merokok, umur, etnis, jenis kelamin laki-Iaki, hipertensi, hiperkolesterol dan stress. Hubungan antara hipertensi dan penyakit periodontal bahwa keduanya merupakan proses peradangan. Baik pada penderita hipertensi dan penyakit periodontal dijumpai adanya peningkatan kadar C-reactive protein (CRP, sitokin-sitokin peradangan seperti IL-6, IL-1, dan Tumour Necrosis Factor Alpha (TNF-a. C-Reactive Protein (CRP juga menstimulasi pelepasan monosit yang menghasilkan Intercellular Adhesion Molecule (ICAM -1 dan Vascular Adhesion Molecule (VCAM -1 yang berperan dalam proses aterosklerosis. Disfungsi endotel pembuluh darah akibat proses aterosklerosis ini dapat memicu pengeluaran hormon Angiotensin /I (Ang II yang berperan dalam mengatur tekanan darah. Hipertensi dapat menyebabkan disfungsi mikrosirkulasi pada jaringan periodontal, sehingga dapat mengakibatkan terjadi kelainan periodontal dan secara tidak langsung juga sebagai faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner.Arini Arumana2014-06-01Full Text Available Peran teknologi informasi dalam suatu instansi sudah tidak dapat dielakkan lagi, mengingat perkembangannya yang begitu pesat seiring berjalannya waktu.
Namun masalah yang sering terjadi di instansi adalah penggunaan teknologi informasi yang kadang tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu diperlukan tata kelola terhadap penggunaan teknologi informasi yang biasa disebut dengan IT Governance. Fakultas teknik UNDIP adalah salah satu fakultas yang dalam operasionalnya sangat mengandalkan teknologi informasi, baik dalam aktifitas belajar mengajar maupun dalam menjalankan operasional bisnis. Kondisi sekarang di Fakultas Teknik sendiri tidak terdapat suatu indikator yang dapat menyatakan bahwa kinerja TI yang berjalan telah sesuai dengan visi dan misi Fakultas Teknik, oleh karena itu perlu dilakukan analisis tata kelola teknologi informasi, guna mengetahui performa TI sekarang sesuai dengan yang diharapkan oleh managemen atau tidak. Hasil dari analisis ini berupa tingkat kematangan tata kelola TI yang mecerminkan kondisi tata kelola TI di Fakultas Teknik dengan mengacu pada maturity level yang disediakan kerangka kerja COBIT 4.1, yakni dari level 0 (non-existent sampai 5 (optimized. Berdasarkan analisis yang dilakukan, secara garis besar kondisi kematangan tata kelola TI Fakultas Teknik berada pada level 2 yakni repeatable but intuitive. Kondisi ini mengacu pada beberapa kelemahan dalam proses-proses TI yang berjalan, diantaranya penetapan dan dokumentasi tindakan, kebijakan dan prosedur yang minim, serta tidak tersedianya service level yang disetujui bersama.Tati Suharti2016-09-01Full Text Available Salah satu faktor yang mempengaruhi daya berkecambah benih adalah serangan penyakit benih.
Penyakit yang umumnya berupa cendawan terbawa benih dapat menimbulkan kerusakan pada benih diantaranya mutu dan daya simpan benih menjadi menurun. Teknik pengendalian secara fisik dapat dilakukan dengan penggunaan kemasan plastik yang hampa udara (vacum, sedangkan secara kimia dengan penggunaan fungisida benomil. Teknik pengendalian penyakit benih pilang selama penyimpanan yaitu dengan perlakuan pengepresan vacum. Perlakuan ini dapat menjaga viabilitas benih dan menekan infeksi cendawan Aspergillus sp. Pada umur simpan 1 tahun, perlakuan ini menghasilkan daya berkecambah sebesar 47% dan persentase infeksi Aspergillus sp. Sebesar 18% sedangkan perlakuan plastik menghasilkan daya berkecambah sebesar 34,67% dan persentase infeksi Aspergillus sp.
Sebesar 50%.Syafruddin Side2016-08-01Full Text Available Penelitian ini membahas model matematika untuk penyebaran penyakit campak. Model matematika yang digunakan berupa model MSEIR dengan memperhatikan laju kelahiran tidak sama dengan laju kematian. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan model matematika epidemik MSEIR yang kemudian diterapkan terhadap penyebaran penyakit campak di kota Makassar pada tahun 2013 yang diperoleh langsung dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Pembahasan dimulai dari penentuan model MSEIR, titik equilibrium, stabilitas, bilangan reproduksi dasar dan kemudian dilakukan analisis data menggunakan program MATLAB 2013 yang bertuuan untuk mengolah data yang diperoleh. Dalam penelitian ini diperoleh dua titik equilibrium dengan nilai bilangan reproduksi dasar = 0,00001104, ini menunjukkan bahwa penyakit campak di kota Makassar akan menurun bahkan menghilang dalam kurun waktu 10 bulan kedepan.Ida Bagus Putu Sudarma Putra2015-10-01Full Text Available Pendataan penyakit pada masing-masing instansi kesehatan di Kabupaten Jembrana masih besifat manual sehingga hasil pendataan tidak langsung diterima pihak Dinas Kesehatan.
Ciri Khusus Yang Dimiliki Tumbuhan Cemara
Masyarakat umum yang berada di Kabupaten Jembrana belum bisa memperoleh informasi tentang data penyakit menular yang terdata di Kabupaten Jembrana. Penelitian ini akan merancang Sistem informasi Geografis (SIG dengan melakukan pendataan penyakit yang terdata di Kabupaten Jembrana. Metode pembangunan sistem menggunakan model waterfall dengan beberapa tahapan yaitu Analisa Kebutuhan, Design Sistem, Coding & Testing dan Penerapan Program. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP, Javascript dengan dukungan web mapping Google Map API dan Fusion Table Layer. Hasil dari penelitian adalah sebuah sistem yang dapat melakukan pendataan penyakit pada masing-masing Instansi Kesehatan serta informasi pemetaan penyakit menular dengan menampilkan intensitas warna yang berbeda sesuai dengan besarnya penyakit yang terdata.
Informasi yang diterima juga dalam bentuk report dan grafik jumlah pendataan penyakit secara berkala sesuai dengan kebutuhan Dinas Kesehatan.Ratih Oemiati2013-07-01Full Text Available Abstrak Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK sangat kurang dikenal di masyarakat. Di Amerika Serikat pada tahun 1991 diperkirakan terdapat 14 juta orang menderita PPOK, meningkat 41,5% dibandingkan tahun 1982, sedangkan mortalitas menduduki peringkat IV penyebab terbanyak yaitu 18,6 per 100.000 penduduk pada tahun 1991 dan angka kematian ini meningkat 32,9% dari tahun 1979 sampai 1991. WHO menyebutkan PPOK merupakan penyebab kematian keempat didunia yaitu akan menyebabkan kematian pada 2,75 juta orang atau setara dengan 4,8%. Selain itu WHO juga menyebutkan bahwa sekitar 80 juta orang akan menderita PPOK dan 3 juta meninggal karena PPOK pada tahun 2005. Kajian ini bertujuan untuk mengukur prevalensi PPOK, tingkat keparahan, serta untuk mengidentifikasi tipe PPOK, faktor risiko, morbiditas dan mortalitas, dampak PPOK dan biaya pengobatan. Penelitian ini merupakan review PPOK berdasarkan data kepustakaan dan jurnal dengan fokus penulisan PPOK, yang meliputi; gejala, klasifikasi, prevalensi, faktor risiko, morbiditas dan mortalitas, dampak PPOK, pengobatan dan biaya pengobatan PPOK.
Berdasarkan kajian tipe PPOK ada dua yaitu bronchitis kronik dan emphysema. Di Asia Tenggara diperkirakan prevalensi PPOK sebesar 6,3% dengan prevalensi tertinggi ada di negara Vietnam (6,7%dan RRC (6,5%. Faktor risiko antara lain merokok; polusi indoor, outdoor, dan polusi di tempat kerja; genetik; riwayat infeksi saluran napas berulang. Ada 4 indikator tingkat keparahan berdasarkan ATS (American Thoracic Society. Keterbatasan aktivitas pada pasien PPOK, penurunan berat badan, peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan depresi merupakan akibat PPOK.Dibutuhkan sekitar $ 18 miliar biaya langsung dan biaya tidak langsung sekitar $14.1 miliar dalam penanggulangan PPOK di Eropa. Kata Kunci: PPOK, faktor risiko, mortalitas Abstract Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD was unknown diseases. It predicted 14 million COPD’s patient in 1991 in USA.Usman Usman2017-12-01Full Text Available Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan (JST untuk diagnosa Penyakit Dalam dengan metode perceptron.
Aplikasi ini dibuat untuk mengetahui keakuratan diagnosa Penyakit Dalam menggunakan JST perceptron dan mengimplementasikan JST perceptron berdasarkan gejala-gejala Penyakit Dalam ke dalam matlab dengan tampilan Graphical User Interface (GUI. Penyakit Dalam yang dibahas sebanyak 9 Penyakit Dalam. Yaitu penyakit Asma bronchial, Anemia, Demam berdarah, Diabetes mellitus, Gagal Jantung, Tetanus, Hipertensi, Hepatitis, dan Tuberkolosis paru. Gejala penyakit dalam yang diambil berdasarkan data rekam medis penderita Penyakit Dalam dan data pasien yang berobat di Poli Penyakit Dalam RSUD Puri Husada Tembilahan. Dari hasil pelatihan (training terhadap 48 data, kecocokan keluaran jaringan dan target yang di inginkan yaitu penyakit dalam 100% dapat dikenali/sesuai dengan target yang di inginkan.
Dan hasil pengujian data baru sebanyak 10 kali pengujian menghasilkan keluaran sekitar 78,9% yang sesuai dengan target dan 21,1% yang tidak sesuai dengan target. Hasil pengujian dan pelatihan di implementasikan ke dalam GUI sebagai aplikasi dan user interface.Tengku Ayu Masitah2009-01-01Achondroplasia merupakan penyakit pertumbuhan tulang yang genetik (turunan) dan biasanya terjadi satu dari setiap 20.000 kelahiran.
Achondroplasia sebagian besar berasal dari tipe dwarfism (kekerdilan). Gambaran radiografi pada penderita Achondroplasia menunjukkan adanya pembesaran tengkorak, penyempitan foramen magnum, frontal bossing, penekanan nasal bridge, hipoplasia maksila, protrusi mandibula melebihi jarak normal, garis tengah muka hipoplasia, maloklusi, beberapa gigi permanen yang te.Yulisa Resti Irawan2013-03-01Full Text Available Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dengan 13.466 pulau yang termasuk kedalam 33 provinsi dengan berbagai suku dan budaya. Keanekaragaman tumbuhan yang tinggi, berpadu dengan budaya etnik yang ada menghasilkan sistem pengetahuan dan budaya yang terkait dengan pemanfaatan tumbuhan yang ada. Budaya pengobatan dan penggunaan tumbuhan obat sudah berkembang lama dan diwariskan secara turun-temurun. Modernisasi menggerus tradisi dan pengetahuan pengobatan tradisional dan penggunaan tumbuhan obat di Suku Sakai Duri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan tumbuhan obat secara tradisional di Suku Sakai.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, wawancara dan survey langsung di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan ada 250 jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh suku Sakai yang berasal dari Desa Sebangar dan Desa Kesumbo Ampai. Berdasarkan familinya kelompok Zingiberaceae lebih banyak digunakan di Sebagar, sedangkan Famili Annonaceae lebih banyak digunakan di Desa Kesumbo Ampai. Berdasarkan bagian tanaman yang digunakan daun merupakan organ yang paling bayak digunakan di kedua tempat, sedangkan berdasarkan habitus tumbuhan berhabitus pohon lebih umum digunakan di kedua tempat.Indonesia have the high natural resources and biodiversity with 13.466 islands in 33 provinces with various of ethnics and cultures.
The high plant diversity combined with the variety of ethnics might result in the diversity of knowledge system of relationship between the society cultures and their plants cultures. The traditional treatment cultures and use the medicinal plants have been evolving for centuries that have been conserved from generation to generation. The presence of culture modernization has caused erosion of traditional knowledge of the society especially in the medicinal plants knowledge of Sakai Duri and Duri 13 ethnics. The aim of this study was to collect the information about the.Indrayanti, Indrayanti; Sugianti, Devi; Al Karomi, Adib2017-01-01Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit kronis yang mematikan.
Penyakit yang juga dikenal dengan nama penyakit kencing manis ini terjadi akibat kadar glukosa di dalam darah terlalu tinggi. Diabetes Mellitus banyak diteliti di banyak negara pada saat ini karena peningkatan penderita yang banyak dan sangat mengkhawatirkan. Menurut WHO saat ini lebih dari 246 juta jiwa menderita diabetes dan diperkirakan akan meningkat menjadi 380 juta jiwa pada tahun 2025 apabila tidak dilakukan penang.Satrya Ayu Erawatie Prayudha2012-12-01Full Text Available Latar belakang. Kandidiasis mulut disebabkan oleh infeksi Candida. Kondisi imunokompromais seperti DM merupakan salah satu faktor predisposisinya.
Diabetes mellitus (DM merupakan penyakit metabolik yang sering tidak disadari dan menjadikan penderitanya rentan infeksi. Penulisan ini bertujuan untuk melaporkan kandidiasis mulut polimorfik pada pasien yang sebelumnya tidak terdeteksi DM. Kasus dan penanganan. Seorang laki-laki 57 tahun datang ke Klinik Gigi dan Mulut, RSUP Dr. Sardjito mengeluhkan gangguan pengunyahan. Keluhan dirasakan sejak 1 bulan terakhir akibat gigi sebalah kiri atasnya goyah. Pasien menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL sejak 5 tahun yang lalu.
Sejak awal, GTSL susah dilepas sendiri oleh pasien. Akhir-akhir ini, terdapat keluhan mulutnya gatal dan nafas berbau. Dilaporkan adanya penurunan berat badan hingga 9 kg pada 3 bula terakhir. Ekstra-oral normal, intra-oral tampak plak putih pada dorsum lidah, area eritematus pada palatum berhadapan dengan plat GTSL, gigi avulsi, luksasi disertai resesi.
Berdasar anamnesis dan pemeriksaan klinis, lesi mulut mengacu pada kandidiasis mulut dan pasien dicurigai menderita DM. Rencana perawatan meliputi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi, terapi antifungal, ortopantomogram (OPG dan konsultasi medis terkait kecurigaan DM.
Penatalaksanaan lesi mulut meliputi debridasi dan Nystatin topikal. Dua minggu kemudian, lesi mulut menunjukkan perbaikan. Hasil OPG dan kadar glukosa darah (KGD mengindikasikan latar belakang DM. Ekstraksi dilakukan setelah DM terkontrol diikuti pembuatan protesa. Fungsi mulut kembali normal dan diinstruksikan pengelolaan KGD. Temuan klinis kandidiasis mulut dapat digunakan sebagai indicator adanya gangguan sistemik, pada kasus ini adalah DM. Identifikasi dini lesi mulut terkait gangguan sistemik dapat membantu penderita untuk memperoleh perawatan sistemik lebih awal.